Hewan Bertanduk Siberia Yang Telah Punah

Ternyata hewan bertandung yang kerap kali disebut unicorn memang benar apa adanya, namun hewan bertandung unicorn siberia bukanlah seekor kuda, meski unicorn adalah hewan mitos dan sampai saat ini tidak pernah ditemukan fakta keberadaannya, sedangkan unicorn siberia sudah ditemukan fosil tulang belulang dan bukan hanya sekedar dongeng.

Dari jumlah fosil yang berhasil ditemukan oleh para arkeolok, jenis dari hewan ini memiliki beragam jenis, bahkan para peneliti tidak berani menjamin jika hewan ini telah benar-benar punah dari muka bumi ini, dari beberapa gambar yang dibuat sketsanya hewan ini ada yang tiak memiliki rambut seperti badak dan ada pula gambar dengan tubuh dipenuhi bulu, jika dilihat dari iklim mungkin unicorn siberia akan memiliki bulu rambut tebal untuk menghangatkan tubuh.

Nama dari hewan ini adalah Elasmotherium, pada masa lalau hewan ini bisa dibilang adalah hewan darat paling besar dibawah gajah purba, panjangan tubuh diperkirakan mencapai 6 meter dan berat badannya bisa mencapai 6 ton, alasan dijuluki sebagai unicorn Siberia adalah tandung besar yang tumbuh didepan kepalanya, menurut para ilmuan tanduk yang dimiliki oleh Elasmotherium, bukan berfungsi sebagai senjata ketika bertarung, melaikan sebagai daya tarik untuk menarik minat lawan jenis.

Hal unik lainya yang dapat dijunpai dari hewan ini adalah jumlah tandung terkadang bisa ada dua, pada masa itu para pakar Zoologi mengatakan jika hewan ini memilik dua tandung, faktanya adalah dari kepala hewan ini ada satu bagian kasar yang memiliki kandungan sama dengan tanduknya, meski banyak riset telah dilakukan sanyang sampai saat ini mereka tidah berhasil menemukan tanduk hewan ini.

Meski memiliki tubuh yang cukup besar unicorn siberia masuk dalam jenis hewan pemajan tumbuh-tumbuhan, dan bukanlah hewan buas yang tidak bisa jinak. Pernyataan ini sudah pasti dapat dilihat dari bentuk bibir tebal serta gigi yang rata, para ilmuan juga mengatakan jika hewan ini hidup seperti gajah yang hidup dengan sistem koloni.