Bagaimana dokter melakukan prosedur ablasi radiofrekuensi?

Prosedur ablasi radiofrekuensi (RF) adalah suatu tindakan intervensi yang dilakukan oleh dokter atau ahli intervensi nyeri di fasilitas perawatan kesehatan. Langkah-langkah utama prosedur ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Evaluasi dan Penentuan Target:

Sebelum prosedur dimulai, pasien akan menjalani evaluasi menyeluruh oleh dokter. Ini melibatkan penilaian riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan seringkali pemeriksaan gambaran radiologi seperti MRI atau CT scan. Berdasarkan hasil evaluasi, dokter menentukan area yang akan diablas sebagai target.

2. Persiapan Pasien:

Pasien akan diinformasikan tentang prosedur, risiko, dan manfaatnya. Dokter juga akan memberikan instruksi mengenai makanan dan minuman sebelum prosedur, serta memberikan anestesi lokal di area yang akan diablas untuk mengurangi rasa sakit.

3. Posisi Pasien:

Pasien akan ditempatkan dalam posisi yang nyaman di atas meja operasi. Posisi ini bergantung pada area yang akan diablas.

4. Monitoring Vital Signs:

Sebelum dan selama prosedur, vital signs pasien seperti denyut jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen dalam darah akan terus dimonitor oleh tim perawatan kesehatan.

5. Bimbingan Pencitraan:

Untuk memastikan akurasi dan keamanan prosedur, dokter akan menggunakan alat pencitraan seperti fluoroskopi (sinar-X bergerak secara real-time) atau ultrasound. Ini membantu dokter melihat struktur internal dan memandu penempatan jarum atau elektroda ke area yang benar.

6. Anestesi Lokal dan Sedasi Ringan:

Sebelum memulai ablasi radiofrekuensi, dokter akan memberikan anestesi lokal di area kulit di sekitar titik masuk jarum atau elektroda. Selain itu, pasien mungkin akan menerima sedasi ringan untuk meningkatkan kenyamanan selama prosedur.

7. Penempatan Jarum atau Elektroda:

Dokter memasukkan jarum atau elektroda ke dalam jaringan atau struktur yang menjadi target. Posisi ini diarahkan dengan hati-hati menggunakan panduan pencitraan untuk memastikan presisi.

8. Uji Respons dan Ablasi:

Sebelum memberikan ablasi sebenarnya, dokter dapat melakukan uji respons dengan memberikan stimulasi ringan untuk memastikan bahwa jarum atau elektroda berada pada lokasi yang benar dan respons nyeri dapat direplikasi. Setelah konfirmasi, energi radiofrekuensi tinggi dilepaskan untuk menghasilkan panas.

9. Pemantauan Real-Time:

Selama prosedur, dokter akan terus memantau visualisasi real-time melalui alat pencitraan untuk memastikan bahwa panas dihasilkan pada area yang diinginkan dan mempengaruhi seraf saraf yang bertanggung jawab atas nyeri.

10. Penyelesaian dan Perawatan Pasca-Prosedur:

Setelah ablasi selesai, jarum atau elektroda ditarik keluar. Pasien kemudian akan dipindahkan ke area pemulihan, di mana tanda vital dan kenyamanan pasien terus dipantau. Dokter memberikan instruksi pasca-prosedur, termasuk perawatan dan tanda-tanda komplikasi yang perlu diperhatikan.

11. Pemantauan dan Evaluasi Pasca-Prosedur:

Pasien mungkin perlu menjalani pemantauan lanjutan dan evaluasi hasil pasca-prosedur dalam beberapa minggu atau bulan ke depan.

Prosedur ablasi radiofrekuensi dirancang untuk memberikan pengurangan nyeri yang signifikan, dan keberhasilannya dapat bervariasi tergantung pada kondisi spesifik pasien dan area yang diablas. Pemilihan pasien dan penilaian risiko-manfaat dilakukan dengan cermat oleh tim perawatan kesehatan untuk memastikan bahwa prosedur ini sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pasien.