Ortopnea, Kondisi Kesulitan atau Sesak Napas saat Berbaring

Ortopnea adalah kondisi medis di mana seseorang mengalami kesulitan atau sesak napas saat berbaring atau dalam posisi tidur datar. Pada posisi berbaring, volume paru-paru cenderung berkurang dan pemindahan udara menjadi lebih sulit. Ortopnea sering dikaitkan dengan gangguan kardiovaskular dan paru-paru, meskipun beberapa kondisi lain juga dapat menyebabkannya. Berikut adalah beberapa penyebab dan faktor risiko ortopnea:

1. Gagal Jantung: Ortopnea sering kali terkait dengan gagal jantung, di mana jantung tidak dapat memompa darah dengan efisiensi yang cukup. Ini menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru, yang membuat bernapas menjadi lebih sulit saat berbaring. Penderita gagal jantung seringkali merasa perlu menggunakan banyak bantal untuk tidur dengan posisi yang lebih tegak.

2. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): PPOK adalah kondisi kronis yang melibatkan penyempitan saluran pernapasan dan gangguan aliran udara. Ketika penderita PPOK berbaring, pernapasan menjadi lebih sulit karena paru-paru tidak dapat mengembang dengan baik. Ortopnea dapat menjadi salah satu gejala PPOK yang terjadi.

3. Edema Paru: Edema paru adalah kondisi di mana cairan menumpuk di dalam paru-paru, menghambat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Ortopnea sering terjadi pada penderita edema paru, karena cairan yang menumpuk dalam posisi berbaring membuat pernapasan menjadi lebih sulit.

4. Alergi atau Asma: Penderita alergi atau asma sering mengalami ortopnea karena saluran pernapasan mereka menjadi lebih sempit dan terbatas saat berbaring. Reaksi alergi atau serangan asma yang dipicu oleh alergen dapat menyebabkan sesak napas saat berbaring.

5. Obesitas: Ortopnea juga dapat terjadi pada individu yang mengalami obesitas. Berat badan berlebih dapat menekan diafragma dan mengganggu pernapasan normal saat berbaring. Penderita obesitas seringkali mengalami kesulitan bernapas saat tidur dengan posisi datar.

6. Penyakit Jantung Lainnya: Selain gagal jantung, kondisi jantung lainnya seperti penyakit katup jantung atau penyakit arteri koroner yang parah juga dapat menyebabkan ortopnea. Gangguan pada sirkulasi darah dan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efektif dapat menyebabkan sesak napas saat berbaring.

7. Kehamilan: Kondisi ortopnea dapat terjadi pada beberapa wanita hamil, terutama pada trimester ketiga. Pertumbuhan janin yang lebih besar dapat menyebabkan tekanan pada diafragma dan saluran pernapasan, sehingga pernapasan menjadi lebih sulit saat berbaring.