Pesta itu harus berkarir, sebuah cerita yang wajib anda tahu

Sebagai value investor yang memiliki pendekatan fundamental horizon waktu investasi saya adalah jangka panjang. Jarang saya melakukan trading apalagi scalping. Karena berpikirnya kalau kita berinvestasi pada perusahaan yang benar. Walaupun sahamnya bergerak naik turun, namun pada akhirnya dalam jangka panjang akan terus naik searah kinerjanya.

Tapi bukan berarti ga pernah trading yaa!!

Pada saat IHSG ambrol di 2020 kemarin, ketika berhari hari ARB, saya juga termasuk. yang ikutan cut loss!! Padahal kalo mengikuti filosofi fundamental yang biasanya dari petuah Warren buffet, harusnya kita beli lebih banyak, kan dikasih murah, dikasih diskon sahamnya..

Saat itu saya sibuk mengubek-ubek semua saham. Dicekin terus fundamentalnya satu-satu. Buat value investor market crash itu berasa party!! Kapan lagi dikasih harga begini, Saat itu saya selalu sibuk melihat valuasi berbagai saham, melihat dari nilai bukunya (PBV). Bukan dari P/E nya, karena rasio laba kurang tepat ketika ekonomi sedang resesi, labanya nyungsep semua.

Walaupun saya sudah melakukan cut loss sebesar hampir 50% dari portfolio saya, namun ketika sedang rendah-rendahnya nilai portofolio saham saya tetap turun hingga sempat posisi rugi -50% ytd. Pada periode itu bukan hanya pemahaman fundamental yang penting, namun ketahanan mental untuk berani berbeda.

Investasi saham itu memiliki emosi yang seperti roller coaster. Kadang euforia berlebihan, dan sebaliknya kadang menjadi ketakutan berlebihan.

Dan pada saat krisis seperti saat itu selalu ada aja yang menakuti kondisi akan lebih buruk..

Pada saat ini lah quote terkenal Warren Buffet mulai bisa dipraktekkan, “Greedy when others are fearful”.

Ketika pasar sedang negatif-negatifnya..bahkan saat itu konsultan investasi tempat kantor saya bekerja ikut menakuti merekomendasikan jual, menurutnya IHSG berpotensi ke 3000.

Pada saat dia mengatakan jual di titik itulah saya justru berpikir sebaliknya, IHSG sudah menyentuh bottomnya!!

Pada titik itulah saya banyak belanja saham, bahkan menambah sebanyak mungkin. Seperti saya katakan market crash itu seperti sebuah pesta bagi para value investor.

Namun value investor yang bijak memahami pada akhirnya pesta akan usai, dan kita tidak pernah dapat benar-benar mengetahui kapan puncak dari pesta tersebut!