Berbagai Jenis Ekspresi Marah Yang Wajib Diketahui

Dikatakan bahwa ekspresi marah sesekali adalah cara untuk tetap sehat. Namun, sering marah juga tidak baik untuk kesehatan karena dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Jadi, apa yang harus Anda lakukan untuk menjaga agar amarah Anda tidak lepas kendali?

Pertama, Anda hanya perlu mengidentifikasi penyebab kemarahan itu sendiri. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kemarahan, mulai dari stres akibat tumpukan pekerjaan, kehilangan kesabaran dengan perilaku seseorang, merasa tidak dihargai, atau diperlakukan tidak adil.

Ekspresi marah juga bisa muncul sebagai akibat dari faktor internal, seperti ketidakmampuan menyalurkan amarah sehingga rasa frustrasi menumpuk dan kemudian tiba-tiba meledak. Selain itu, gangguan kesehatan tertentu juga dapat menyebabkan iritabilitas, seperti depresi, gangguan obsesif kompulsif, dan gangguan bipolar.

Ekspresi marah

Tahukah Anda bahwa ekspresi marah bisa berbeda-beda tergantung penyebabnya? Ya, setidaknya ada 4 jenis kemarahan yang dikenal dalam psikologi.

Kemarahan yang Dibenarkan

Misalnya, ekspresi marah jenis ini adalah orang yang mengungkapkan kemarahannya karena rasa kebencian moral terhadap ketidakadilan dunia, misalnya terhadap perusak lingkungan, penindas hak asasi manusia, orang yang kejam terhadap binatang dan lain-lain. Ungkapan kemarahan ini dibenarkan karena dapat mendatangkan manfaat dalam jangka pendek.

Kesal

Ini adalah bentuk ekspresi marah yang paling umum yang dialami banyak orang. Jenis kemarahan ini dapat terjadi ketika Anda terganggu dan frustrasi dalam kehidupan sehari-hari Anda, seperti ketika Anda terjebak dalam lalu lintas ketika Anda harus terburu-buru untuk rapat, pasangan Anda mengatakan sesuatu yang tidak sensitif, melihat orang yang tidak mengikuti protokol kesehatan.

Agresif Marah

Jenis ekspresi marah ini sering dimanfaatkan ketika seseorang ingin mengintimidasi, mendominasi, mengendalikan orang lain atau memanipulasi. Ketika kemarahan agresif berulang kali diekspresikan dalam suatu hubungan, seperti pernikahan, itu bisa menjadi bentuk pelecehan, pelecehan psikologis, dan pelecehan terhadap pasangan.

Egois

Ekspresi kemarahan ini menggambarkan kepribadian yang egois. Pasalnya, seseorang bisa marah dan buta ketika keinginannya tidak terpenuhi, terlepas dari apakah permintaan itu tidak masuk akal atau tidak pantas.

Kendalikan ekspresi kemarahan

Idealnya, kemarahan diekspresikan secara konstruktif. Ini berarti menyatakan penyebab kemarahan Anda terhadap seseorang secara langsung dan jelas, tanpa menyakiti perasaan orang itu atau menyimpan dendam pada diri sendiri.

Namun, jika Anda terus-menerus tidak dapat mengendalikan emosi, sangat disarankan agar Anda mencari bantuan dari dokter atau psikolog. Semakin cepat Anda mendapatkan bantuan, semakin cepat Anda dapat mengontrol ekspresi marah Anda sehingga tidak menyakiti orang lain atau diri Anda sendiri.