Mengenal Berbagai Doping dan Efek Sampingnya


Sudah menjadi hal yang biasa dimana atlet suka menggunakan doping. Sayangnya, doping adalah zat terlarang yang dapat menyebabkan ketergantungan jangka panjang. Meskipun dapat meningkatkan kinerja atletik atlet, efek samping doping jauh lebih serius. Di bawah undang-undang, banyak atlet didiskualifikasi dan bahkan dipaksa untuk mengakhiri karir mereka karena doping. Untuk membuktikannya, tes doping adalah cara yang akurat.

Jenis-jenis doping dan efek sampingnya

Untuk meningkatkan prestasi atlet selama berolahraga, ada cara yang legal dan ilegal. Simak ini:

Steroid Anabolik

Ada atlet yang menggunakan steroid anabolik untuk meningkatkan massa dan kekuatan otot. Di dalam tubuh, testosteron adalah jenis utama steroid anabolik. Memang benar bahwa terapi testosteron ada, tetapi untuk tujuan yang berbeda dan bukan untuk kinerja atlet. Sayangnya, banyak atlet yang terjebak dengan mengonsumsi steroid anabolik karena dapat mengurangi keluhan otot setelah berolahraga. Ini berarti waktu pemulihan lebih cepat.

Steroid Sintetis

Ada jenis steroid sintetis lain, yang disebut obat perancang, yang dikatakan lolos dari deteksi selama tes doping. Kain ini dibuat khusus untuk atlet tanpa lisensi medis. Tentu saja, penggunaannya mengancam kesehatan para atlet.

Diuretik

Diuretik akan menyebabkan seseorang lebih sering buang air kecil. Harapannya, frekuensi buang air kecil yang tinggi ini dapat membantu mengencerkan zat doping yang dikonsumsi sebelumnya. Sayangnya, efek samping diuretik dapat menyebabkan kram, pusing, penurunan tekanan darah, dan ketidakseimbangan elektrolit.

Doping Darah

Doping darah mengacu pada proses penambahan sel darah merah dengan harapan lebih banyak oksigen akan mengalir ke paru-paru dan otot. Ini dapat dilakukan melalui transfusi darah atau dengan mengonsumsi obat eritropoietin.

Tujuan pengambilan darah yang didoping dengan obat ini adalah untuk memperpanjang daya tahan kinerja atletik mereka. Jika oksigen lebih banyak, diharapkan lebih stabil dan tidak mudah lelah.
Sayangnya, jika bukan untuk tujuan medis, mengonsumsi obat eritropoietin dapat menyebabkan pembekuan darah bahkan kematian.

Efedrin

Efedrin adalah stimulan sistem saraf pusat. Efeknya sama dengan adrenalin, hanya efeknya bisa sangat berbahaya. Efek samping dari bentuk doping ini dapat menyebabkan masalah jantung, stroke, dan masalah lainnya.

Efek samping doping tidak hanya pada kesehatan fisik dan mental penggunanya. Karir dan gelar yang dikumpulkan sekeras mungkin karenanya bisa hilang begitu saja. Dalam jangka panjang, doping merupakan zat yang sangat berpeluang menyebabkan seseorang terkena penyakit kronis bahkan kematian.